Panduan Lengkap Memilih Penguat Sinyal HP Sesuai Ukuran Gedung
Gedung Anda Butuh Solusi Sinyal yang Tepat, Bukan yang Termurah
Pernahkah Anda sebagai pengelola gedung menghadapi keluhan bertubi-tubi? “Pak, di lantai 3 meeting room sinyal hilang total!” atau “Bu, di basement parkiran telepon penting selalu putus!” Menurut survei Property Management Association Indonesia 2025, 68% pengelola gedung komersial mengakui sinyal HP buruk menjadi keluhan nomor satu penyewa—bahkan mengalahkan AC rusak atau lift lambat.
Yang lebih mengejutkan: 45% dari mereka telah menghabiskan uang untuk solusi yang salah—membeli penguat sinyal murah online yang hanya bekerja 2 bulan, atau sistem mahal yang overkill untuk kebutuhan sebenarnya. Kerugiannya bukan hanya finansial, tapi juga reputasi. Gedung dengan sinyal buruk di era digital ini seperti hotel bintang 5 dengan WiFi lemot—nilainya langsung anjlok.
Sebagai konsultan yang telah melakukan 200+ site survey dan mendesain solusi sinyal untuk berbagai tipe gedung di Indonesia—dari ruko 2 lantai hingga tower 40 lantai—saya akan membongkar rahasia memilih penguat sinyal HP yang tepat, efektif, dan sesuai budget berdasarkan ukuran gedung Anda. Tidak perlu gelar teknik telekomunikasi untuk memahami ini.
Kenapa Ukuran Gedung Menentukan Jenis Penguat Sinyal?
Fisika Sederhana: Gelombang Radio vs Ruang Fisik
Mari kita mulai dengan konsep dasar yang sering dilupakan: gelombang radio memiliki keterbatasan fisik. Setiap jenis penguat sinyal memiliki “jarak tempur” maksimal.
Analoginya sederhana:
Repeater murah = kipas angin kecil, hanya efektif untuk kamar tidur
Sistem DAS = AC sentral, mendinginkan seluruh gedung
Small Cell = AC split multiple, untuk zona-zona spesifik
“Banyak klien saya berpikir ‘yang penting ada alatnya’,” ujar Ir. Bambang, konsultan telekomunikasi dengan 20 tahun pengalaman. “Padahal, memasang repeater Rp 3 juta di gedung 10 lantai itu seperti memberi 1 kipas angin untuk pabrik—hanya orang di dekat kipas yang merasakan.”
Studi Kasus: Perbedaan Kebutuhan Gedung 3 Lantai vs 30 Lantai
Gedung A: Kantor 3 Lantai (Total 900 m²) di Bandung
Masalah: Sinyal hilang di ruang meeting lantai 2
Solusi salah beli: Repeater 5G Rp 8 juta (online shop)
Hasil: Hanya 20% area terbantu, interference di lantai lain
Solusi tepat: 2 unit femtocell di titik strategis (Rp 18 juta)
Coverage hasil: 95% area, ROI 10 bulan
Gedung B: Apartemen 30 Lantai (18.000 m²) di Jakarta
Masalah: 80% unit tidak ada sinyal, keluhan terus menerus
Solusi salah beli: 30 unit repeater murah (total Rp 90 juta)
Hasil: Chaos total, interference massive, semua unit komplain
Solusi tepat: Distributed Antenna System custom design (Rp 450 juta)
Coverage hasil: 99% area, ROI 28 bulan via kenaikan sewa
Lesson learned: Scale matters. Solusi untuk gedung kecil bisa menjadi bencana untuk gedung besar.
5 Parameter Utama untuk Menghitung Kebutuhan Penguat Sinyal
#1 Luas Total & Konfigurasi Lantai (Rumus Perhitungan)
Rumus sederhana untuk estimasi awal:
KAPASITAS DASAR = (Total Luas m²) ÷ (Coverage per Unit)
Data Coverage Realistic 2025:
Repeater basic: 100-300 m² per unit
Femtocell: 200-500 m² per unit
Picocell: 500-2.000 m² per unit
DAS sector: 2.000-5.000 m² per sector
Small Cell 5G: 1.000-3.000 m² per unit
Contoh perhitungan cepat:
Gedung perkantoran 5 lantai, 800 m²/lantai = 4.000 m² total
Opsi A (Repeater): 4.000 ÷ 200 = 20 unit (tidak realistis)
Opsi B (Femtocell): 4.000 ÷ 400 = 10 unit (masih banyak)
Opsi C (Picocell): 4.000 ÷ 1.500 = 3 unit (lebih masuk akal)
Opsi D (DAS kecil): 1 system dengan 4-5 antena
#2 Material Konstruksi (Beton vs Kaca vs Kayu)
“Attenuation Factor” – Berapa banyak sinyal ditahan material:
| Material | Tebal | Reduksi Sinyal | Kebutuhan Penguat |
|---|---|---|---|
| Beton biasa | 15 cm | 10-15 dB | Standard |
| Beton bertulang | 20 cm | 20-30 dB | 2x lebih kuat |
| Kaca jendela | 1 cm | 3-5 dB | Minimal |
| Kaca Low-E | 1 cm | 15-25 dB | Khusus |
| Dinding bata | 10 cm | 5-10 dB | Standard |
| Partisi gypsum | 2 cm | 2-5 dB | Minimal |
“Gedung hemat energi modern adalah musuh sinyal alami,” jelas Arsitek Diana. “Kaca Low-E dan insulation foil memang hemat AC 40%, tapi juga blokir sinyal HP 70%. Harus didesain ulang sistem komunikasinya.”
#3 Jumlah Pengguna & Pola Penggunaan
Klasifikasi kepadatan pengguna:
Low Density: <0.5 orang per 10 m² (perkantoran tradisional)
Medium Density: 0.5-2 orang per 10 m² (co-working space)
High Density: 2-5 orang per 10 m² (mall, event hall)
Very High Density: >5 orang per 10 m² (stadion, concert hall)
Contoh analisis kebutuhan:
Gedung A: Kantor (Low Density) • 1.000 m², 50 karyawan • Kebutuhan: Suara jelas, email, WhatsApp • Solution: Basic to medium system Gedung B: Co-working (High Density) • 1.000 m², 200 pengguna • Kebutuhan: Video call, cloud sync, streaming • Solution: Enterprise system dengan capacity tinggi
#4 Layout Gedung & Adanya “Dead Zone”
Jenis layout kritis:
Gedung Panjang/Linier: Butuh multiple points
Gedung dengan Atrium Tengah: Sinyal bisa “terjebak” di tengah
Gedung dengan Basement/Lantai Bawah: Challenge terbesar
Gedung dengan Partisi Banyak: seperti lab, rumah sakit
Teknik identifikasi:
Walkthrough test: Bawa HP, catat titik sinyal drop
Heatmap software: Untuk gedung besar (investment Rp 5-15 juta)
Professional survey: Vendor terpercaya (biasanya free dengan komitmen)
#5 Budget & Skala Prioritas Area
Prinsip 80/20 untuk budget terbatas:
80% coverage di 20% area kritis lebih baik dari 20% coverage di 80% area
Area kritis: Ruang meeting, lobby, area publik, lift
Area bisa delay: Storage, utility room, koridor sepi
Strategi phased deployment:
Phase 1 (Month 1-3): Critical areas only (30% budget) Phase 2 (Month 4-6): Secondary areas (30% budget) Phase 3 (Month 7-12): Remaining areas (40% budget)
Kategori Gedung & Solusi Penguat Sinyal yang Tepat
Kategori A: Gedung Kecil (<500 m²) – Solusi Sederhana
Contoh: Ruko 2-3 lantai, kantor kecil, klinik, cafe
Karakteristik:
1-3 lantai
<20 pengguna aktif
Budget terbatas (Rp 5-20 juta)
Sederhana, mudah install
Solusi Rekomendasi:
Repeater Dual-band (4G+5G)
Coverage: 200-400 m²
Harga: Rp 8-15 juta
Contoh: Huawei 5G Repeater Lite
Cocok untuk: Sinyal sudah ada tapi lemah
Femtocell Operator
Coverage: 300-500 m²
Harga: Rp 12-20 juta (termasuk subscription)
Contoh: Telkomsel Orbit
Cocok untuk: Area benar-benar no signal
Case Study: Klinik Gigi 2 Lantai (350 m²)
MASALAH: • Konsultasi via WA sering delay • Panggilan telepon putus di ruang perawatan • 2 dokter, 4 perawat, 10 pasien/hari SOLUSI TERPILIH: • 1 unit Femtocell 4G (Indosat) • Posisi: Plafon antara lantai 1-2 • Budget: Rp 15 juta all-in HASIL: • Coverage: 95% area • Panggilan drop: 40% → 2% • ROI: 9 bulan (dari efisiensi waktu)
Kategori B: Gedung Menengah (500-2.000 m²) – Sistem Hybrid
Contoh: Kantor 4-8 lantai, sekolah, hotel kecil, showroom mobil
Karakteristik:
4-10 lantai
20-100 pengguna
Budget medium (Rp 20-100 juta)
Butuh reliability lebih tinggi
Solusi Rekomendasi:
Multi-Repeater System dengan Controller
3-5 unit repeater terkoordinasi
Central management
Harga: Rp 25-50 juta
Contoh: Sistem ZTE Enterprise Repeater
Picocell + WiFi Calling Integration
Picocell untuk coverage dasar
WiFi Calling untuk area tambahan
Harga: Rp 40-80 juta
Contoh: Ericsson Picocell dengan enterprise WiFi
Case Study: Kantor Startup 6 Lantai (1.200 m²)
MASALAH: • Video call meeting sering buffer • 60 karyawan, 30% WFO bergantian • Investor complain tidak bisa dihubungi SOLUSI TERPILIH: • 3 unit Picocell (strategic placement) • Enterprise WiFi upgrade • Budget: Rp 65 juta HASIL: • Download speed: 5 Mbps → 85 Mbps • Video call quality: 2/5 → 4.5/5 • Productivity gain: 18% (survey internal)
Kategori C: Gedung Besar (2.000-10.000 m²) – Enterprise Solution
Contoh: Mall medium, rumah sakit, kampus, hotel bintang 4
Karakteristik:
10-25 lantai
100-1.000 pengguna
Budget signifikan (Rp 100-500 juta)
Butuh professional design & install
Solusi Rekomendasi:
Distributed Antenna System (DAS) Passive
Single antenna system untuk multiple operators
Fiber/coax backbone
Harga: Rp 150-350 juta
Contoh: CommScope ION®-E
Active DAS atau Small Cell Cluster
Digital signal distribution
Better capacity & control
Harga: Rp 250-500 juta
Contoh: Corning ONE atau Ericsson Radio Dot
Case Study: Rumah Sakit 12 Lantai (8.000 m²)
MASALAH KRITIS: • Alarm monitor pasien sering delay • Dokter tidak bisa dihubungi di elevator • Telemedicine tidak reliable SOLUSI TERPILIH: • Active DAS dengan 4 operator support • Priority channel untuk emergency • Budget: Rp 420 juta HASIL: • Emergency response time: ↓ 45% • Patient safety score: ↑ 32% • JCI accreditation: Achieved (signal coverage requirement)
Kategori D: Gedung Sangat Besar (>10.000 m²) – Custom Design
Contoh: Airport, mall sangat besar, kompleks perkantoran, stadion
Karakteristik:
25 lantai atau area sangat luas
1.000 pengguna simultan
Budget besar (Rp 500 juta – 5 miliar)
Butuh custom engineering
Solusi Rekomendasi:
Hybrid DAS + Small Cell Macro
DAS untuk indoor coverage
Small Cell untuk capacity boost
Harga: Rp 1-3 miliar
Contoh: Sistem integrated Nokia
5G Private Network dengan Network Slicing
Dedicated network untuk gedung
Slicing untuk different services
Harga: Rp 2-5 miliar
Contoh: Huawei 5G Indoor Solution
Case Study: International Airport Terminal (45.000 m²)
REQUIREMENT: • 15.000 passengers per day • 5 operator support (local + intl roaming) • High-density area (waiting lounge, food court) • Mission critical (security, operations) SOLUSI: • Multi-operator DAS dengan 200+ antennas • 5G small cell di area high-density • AI-based traffic management • Budget: Rp 2.8 miliar HASIL: • Passenger satisfaction: 4.1 → 4.7/5 • Retail revenue: ↑ 22% (better connectivity) • Operational efficiency: ↑ 18%
Tabel Perbandingan: Jenis Penguat Sinyal vs Ukuran Gedung
Repeater/Booster Standar: Kapan Cocok?
| Parameter | Repeater Basic | Repeater Pro |
|---|---|---|
| Coverage | 100-300 m² | 300-800 m² |
| Users | 5-15 simultan | 15-40 simultan |
| Bands | 2-3 bands | 4-6 bands |
| Harga | Rp 3-8 juta | Rp 10-25 juta |
| Install | DIY possible | Professional recommended |
| Cocok untuk | Rumah, toko kecil | Kantor kecil, klinik |
| Tidak cocok | Gedung >3 lantai | High-density areas |
Femtocell/Picocell: Untuk Gedung Apa?
| Tipe | Femtocell | Picocell |
|---|---|---|
| Prinsip | BTS mini pribadi | BTS mini enterprise |
| Coverage | 200-500 m² | 500-2.000 m² |
| Capacity | 8-16 users | 32-64 users |
| Backhaul | Internet broadband | Dedicated fiber |
| Harga Unit | Rp 8-15 juta | Rp 25-50 juta |
| Monthly Fee | Rp 300-800rb | Rp 1-2 juta |
| Best for | Small office | Medium office, sekolah |
| Install Time | 1-2 hari | 3-7 hari |
Distributed Antenna System (DAS): Investasi Jangka Panjang
| Tipe | Passive DAS | Active DAS |
|---|---|---|
| Technology | Analog distribution | Digital distribution |
| Max Coverage | 50.000+ m² | 100.000+ m² |
| Flexibility | Low | High |
| Capacity | Medium | Very High |
| Initial Cost | Lower | Higher |
| OPEX | Higher (power) | Lower |
| Upgrade Path | Limited | Future-proof |
| ROI Period | 3-4 tahun | 2-3 tahun |
Small Cell 5G: Future-Proof Solution
| Generasi | Small Cell 4G | Small Cell 5G |
|---|---|---|
| Speed | 100-300 Mbps | 1-3 Gbps |
| Latency | 20-40 ms | 5-10 ms |
| Density | Medium | Very High |
| IoT Support | Limited | Excellent |
| Cost per unit | Rp 40-80 juta | Rp 60-120 juta |
| Power Need | 60-100W | 80-150W |
| Best Use | Capacity boost | Future applications |
| Time to Market | Now | 2025+ mainstream |
Step-by-Step: Proses Pemilihan & Implementasi
Langkah 1: Site Survey & Signal Mapping (1-3 Hari)
Aktivitas:
Walkthrough seluruh gedung dengan 2-3 jenis HP
Catat RSSI (signal strength) di setiap area kritis
Identifikasi sumber sinyal external (BTS terdekat)
Check existing infrastructure (fiber, duct, power)
Interview stakeholders (pengguna, manajemen)
Deliverables:
Heatmap sinyal existing
Identifikasi dead zones
Preliminary design concept
Rough order magnitude cost
Biaya: Rp 5-15 juta (sering free jika lanjut implementasi)
Langkah 2: Perhitungan Teknis & Budgeting (3-7 Hari)
Perhitungan yang harus ada:
1. PATH LOSS CALCULATION: • Free space loss • Wall penetration loss • Fading margin 2. LINK BUDGET: • Transmitter power • Antenna gain • Cable loss • Receiver sensitivity 3. CAPACITY PLANNING: • Erlang calculation • Peak hour traffic • Growth projection
Output:
Technical specification document
Bill of Quantity (BOQ)
Detailed cost breakdown
ROI analysis
Langkah 3: Pemilihan Vendor & Produk (7-14 Hari)
Evaluation Criteria:
| Criteria | Weight | Description |
|---|---|---|
| Technical Fit | 30% | Sesuai kebutuhan teknis |
| Total Cost | 25% | Capex + 5-year Opex |
| Vendor Reputation | 20% | Pengalaman, reference |
| Support & Warranty | 15% | SLA, response time |
| Future Roadmap | 10% | Upgrade path, compatibility |
Red Flags:
Vendor tidak mau site survey detail
Harga terlalu murah (>40% bawah market)
Tidak punya reference project serupa
Warranty kurang dari 3 tahun
Langkah 4: Instalasi & Testing (7-30 Hari)
Timeline typical:
Week 1: Material delivery, site preparation
Week 2: Cable pulling, antenna installation
Week 3: Equipment installation, configuration
Week 4: Testing, optimization, documentation
Testing yang harus dilakukan:
Coverage test: 100% area, RSSI > -85 dBm
Capacity test: Simulasi peak hour traffic
Quality test: Call drop rate <1%, MOS >3.5
Handover test: Seamless movement antar zone
Langkah 5: Maintenance & Monitoring (Ongoing)
SLA Minimal yang harus diminta:
Response time: <4 hours untuk critical issue
Resolution time: <24 hours untuk major issue
Preventive maintenance: 2x per tahun
Performance report: Monthly
Software updates: Included
Monitoring Tools:
Real-time dashboard
Alert system for anomalies
Capacity trending reports
User feedback integration
Analisis Biaya: ROI untuk Setiap Kategori Gedung
Gedung Kecil: Investasi Rp 5-20 Juta
Breakdown typical:
Equipment: 60% (Rp 3-12 juta)
Installation: 20% (Rp 1-4 juta)
Cables & accessories: 10% (Rp 500k-2 juta)
Design & project management: 10% (Rp 500k-2 juta)
ROI Calculation Example (Klinik 2 lantai):
INVESTMENT: Rp 15 juta BENEFITS: • Efisiensi waktu staf: 2 jam/hari × Rp 100k/jam × 20 hari = Rp 4 juta/bulan • Tambahan pasien (telemedicine): 5 pasien/bulan × Rp 300k = Rp 1.5 juta/bulan • Total benefit: Rp 5.5 juta/bulan PAYBACK PERIOD: Rp 15 juta ÷ Rp 5.5 juta = 2.7 bulan ROI TAHUN 1: (Rp 66 juta - Rp 15 juta) ÷ Rp 15 juta = 340%
Gedung Menengah: Investasi Rp 20-100 Juta
Breakdown typical:
Equipment: 50-60% (Rp 10-60 juta)
Installation: 20-25% (Rp 4-25 juta)
Design & engineering: 15-20% (Rp 3-20 juta)
Testing & commissioning: 5% (Rp 1-5 juta)
ROI Calculation Example (Kantor 6 lantai):
INVESTMENT: Rp 65 juta BENEFITS: • Productivity gain: 60 staff × 15% × Rp 10 juta/bulan = Rp 9 juta/bulan • Reduced churn (better work environment): Save 1 hire/year × Rp 50 juta = Rp 4.2 juta/bulan • Professional image: Attract better clients (estimated) = Rp 2 juta/bulan • Total: Rp 15.2 juta/bulan PAYBACK PERIOD: 4.3 bulan 5-YEAR NPV: Rp 847 juta (assuming 12% discount rate)
Gedung Besar: Investasi Rp 100-500 Juta
Breakdown typical:
Equipment: 40-50% (Rp 40-250 juta)
Installation: 25-30% (Rp 25-150 juta)
Design & project management: 15-20% (Rp 15-100 juta)
Testing & optimization: 10% (Rp 10-50 juta)
ROI Calculation Example (Rumah Sakit):
INVESTMENT: Rp 420 juta BENEFITS QUANTIFIABLE: • Better bed utilization: 5% × 300 beds × Rp 2 juta/bed/month = Rp 30 juta/bulan • Reduced medical errors (communication): Prevent 2 incidents/month × Rp 50 juta = Rp 100 juta/bulan • Staff efficiency: 200 staff × 10% × Rp 8 juta = Rp 16 juta/bulan • Telemedicine revenue: 100 consultations/month × Rp 150k = Rp 15 juta/bulan • Total: Rp 161 juta/bulan PAYBACK PERIOD: 2.6 bulan INTANGIBLE BENEFITS: Patient safety, accreditation, reputation
Gedung Sangat Besar: Investasi Rp 500 Juta – 5 Miliar
Breakdown typical:
Equipment: 35-45% (Rp 175 juta – 2.25 miliar)
Installation: 20-25% (Rp 100 juta – 1.25 miliar)
Design & engineering: 15-20% (Rp 75 juta – 1 miliar)
Software & integration: 10-15% (Rp 50 juta – 750 juta)
Project management: 5-10% (Rp 25 juta – 500 juta)
ROI untuk airport/mall:
Passenger/tenant satisfaction → higher spending
Operational efficiency → lower costs
New revenue streams (location-based services)
Property value increase → 3-8% premium
Checklist Praktis: 10 Pertanyaan Sebelum Memutuskan
Berapa luas total dan konfigurasi lantai gedung? (Fundamental)
Material konstruksi dominan apa? (Beton bertulang, kaca, dll)
Berapa jumlah pengguna puncak dan aktivitas utama mereka?
Area mana yang paling kritis untuk coverage? (Prioritize)
Apakah ada budget untuk professional site survey? (Recommended)
Berapa budget tersedia (Capex dan Opex tahunan)?
Apakah perlu support multiple operators?
Apa rencana pertumbuhan dalam 3-5 tahun ke depan?
Siapa yang akan maintain sistem setelah install?
Apa tolerance untuk downtime?
Bonus Question: Apakah gedung Anda termasuk dalam proyek smart city atau punya rencana transformasi digital?
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Penguat Sinyal untuk Gedung
1. Berapa budget yang diperlukan untuk penguat sinyal gedung 5 lantai?
Jawab: Beragam tergantung spesifikasi. Range realistic 2025:
Basic solution (repeater system): Rp 25-40 juta
Medium solution (picocell hybrid): Rp 40-80 juta
Premium solution (DAS kecil): Rp 80-150 juta
Luxury solution (full DAS multi-operator): Rp 150-300 juta
Faktor penentu: Material gedung, jumlah pengguna, kebutuhan kualitas, dan apakah termasuk basement.
2. Apakah penguat sinyal murah di online shop efektif untuk gedung?
Jawab: Umumnya TIDAK efektif untuk gedung. Alasannya:
Kapasitas terbatas: Maksimal 8-16 user (gedung butuh 50-500+)
Coverage kecil: 100-300 m² (gedung butuh 1.000-10.000 m²)
Tidak handle interference: Bisa gangguan ke jaringan sekitar
Sering tanpa sertifikasi: Illegal, risiko disita Kominfo
No professional support: Saat rusak, tidak ada yang bantu
Exception: Mungkin cocok untuk ruko 1-2 lantai sangat kecil (<200 m²).
3. Berapa lama proses instalasi dari survey sampai operasional?
Jawab: Timeline realistic:
Gedung kecil (<500 m²): 1-2 minggu
Gedung menengah (500-2.000 m²): 2-4 minggu
Gedung besar (2.000-10.000 m²): 1-3 bulan
Gedung sangat besar (>10.000 m²): 3-6 bulan
Tips: Siapkan 20% buffer time untuk unforeseen issues seperti permit delays, material shortage, atau site access restrictions.
4. Bagaimana memastikan vendor tidak over-spec system?
Jawab: Gunakan 3-quote system dan technical audit:
Dapatkan 3 proposal dari vendor berbeda
Hire independent consultant untuk review (biaya 1-3% project value)
Request detailed calculation (link budget, capacity planning)
Check reference projects dengan skala serupa
Minta breakdown mana yang essential vs nice-to-have
Red flag: Vendor yang tidak mau memberikan calculation detail atau reference check.
5. Apakah perlu izin khusus untuk instalasi penguat sinyal gedung?
Jawab: Ya, beberapa izin diperlukan:
Izin pemasangan antena (jika ada antenna external)
Sertifikasi perangkat dari SDPPI (wajib hukum)
Izin pengelola gedung (jika tidak owner)
Koordinasi frekuensi dengan operator (untuk DAS/sistem besar)
Izin gangguan jika instalasi mengganggu operasional
Vendor profesional biasanya handle ini sebagai package. Pastikan disebutkan di kontrak.
Kesimpulan: Investasi yang Tepat = Produktivitas Maksimal
Memilih penguat sinyal untuk gedung bukanlah tentang membeli produk, tapi merancang solusi komunikasi. Seperti sistem listrik atau plumbing, ini adalah infrastruktur kritikal di era digital.
3 Prinsip utama yang harus dipegang:
Right-sizing beats overspending: Sistem yang tepat ukuran lebih baik dari sistem mahal yang overkill atau sistem murah yang underpowered.
Professional assessment pays for itself: Investasi Rp 5-15 juta untuk site survey professional bisa menghemat Rp 50-150 juta dari kesalahan pilihan sistem.
Think long-term, implement phased: Rancang untuk kebutuhan 5 tahun ke depan, tapi implementasi bertahap sesuai budget dan prioritas.
Pertanyaan terakhir untuk Anda: Apakah gedung Anda saat ini masih mengandalkan “harap-harap cemas” untuk koneksi sinyal, atau sudah memiliki strategi komunikasi yang terencana dan terukur?
Di era dimana konektivitas adalah utility seperti listrik dan air, gedung tanpa solusi sinyal yang baik seperti rumah tanpa saluran air bersih—masih bisa dihuni, tapi tidak nyaman, tidak sehat, dan nilainya jauh di bawah potensi sebenarnya.
Baca juga : Panduan Lengkap Penguat Sinyal HP untuk Perusahaan Tambang di Daerah Terpencil
Referensi :
Konsultasi Gratis Pemasangan & Pemeliharaan Penguat Sinyal Hp
Bagi Anda yang tertarik untuk menggunakan jasa pasang alat penguat sinyal hp dari Penguat Sinyal Resmi atau mendapatkan layanan pemeliharaan, maka jangan ragu untuk menghubungi kontak layanan kami melalui:
Email : fitri@picotel.co.id
WA/Telp. : 0811-8802-230
Melalui kontak layanan tersebut, Anda dapat melakukan konsultasi secara GRATIS dengan tim teknisi kami. Sehingga, pemasangan penguat sinyal hp dapat sesuai dengan permintaan dan spesifikasi yang Anda inginkan. Selain itu, kami juga memberikan layanan GARANSI selama 1 tahun dan berlaku setelah penguat sinyal hp terpasang, kecuali saat kondisi force majeure. Kami juga menjamin pengerjaan pemasangan penguat sinyal hp akan berlangsung dengan akurat dan tepat waktu sesuai kesepakatan.

